Jatuhnya Harga Minyak : Kesempatan atau Kesempitan Bagi Indonesia ?

Harga minyak jatuh sejak pertengahan 2014, ketika OPEC memutuskan tidak menurunkan kuota produksi harian diatas 30 juta barel per hari. Dari US$ 112, harga minyak terjun bebas dan tertahan di kisaran US$ 50 per barel sepanjang 2015. Lalu dengan adanya penurunan harga minyak ini banyak dampak yang dirasakan oleh Indonesia. Sebagai catatan bahwa Indonesia sekarang telah menjadi negara pengimpor minyak mentah. Sehingga banyak dampak positif yang sebenarnya bisa dimanfaatkan oleh Indonesia disamping tentu saja terdapat dampak-dampak negatif akibat turunnya harga minyak ini.

INDONESIA MANDIRI ENERGI

BLOG MASIH DALAM PENGEMBANGAN

INDONESIA MANDIRI ENERGI

BLOG MASIH DALAM PENGEMBANGAN

INDONESIA MANDIRI ENERGI

BLOG MASIH DALAM PENGEMBANGAN

INDONESIA MANDIRI ENERGI

BLOG MASIH DALAM PENGEMBANGAN

Selasa, 25 Oktober 2016

Jatuhnya Harga Minyak : Kesempatan atau Kesempitan Bagi Indonesia?


Jatuhnya Harga Minyak : Kesempatan atau Kesempitan Bagi Indonesia?


            Harga minyak jatuh sejak pertengahan 2014, ketika OPEC memutuskan tidak menurunkan kuota produksi harian diatas 30 juta barel per hari. Dari US$ 112, harga minyak terjun bebas dan tertahan di kisaran US$ 50 per barel sepanjang 2015. Padahal, dengan mengurangi produksi, OPEC diharapkan bisa menahan laju penurunan harga akibat booming produksi shale gas dan minyak nonkonvensional lainnya. Di tengah menurunnya permintaan dunia sejak 2014, pasokan justru meningkat. Penghapusan aturan larangan ekspor minyak oleh Amerika Serikat dan kembalinya suplai Iran pasca pencabutan sanksi ekonomi akibat kegiatan nuklirnya, membuat stok minyak mentah membanjiri pasar. Harga minyak per September ini sempat menyentuh US$ 44. Sejumlah negara penghasil minyak pun memilih sikap realistis dalam menyusun anggaran. Arab Saudi dan Nigeria, misalnya, mematok harga minyak masing-masing US$ 29 dan US$ 38 per barel. Patokan tersebut jauh dibawah harga yang tercantum dalam APBN Indonesia sebesar US$ 50 per barel. Berikut adalah infografis yang diambil dari katadata.co.id :


           
           
           Lalu dengan adanya penurunan harga minyak ini banyak dampak yang dirasakan oleh Indonesia. Sebagai catatan bahwa Indonesia sekarang telah menjadi negara pengimpor minyak mentah. Sehingga banyak dampak positif yang sebenarnya bisa dimanfaatkan oleh Indonesia disamping tentu saja terdapat dampak-dampak negatif akibat turunnya harga minyak ini.

Dampak negatif dari turunnya harga minyak ini adalah berhentinya kegiatan eksplorasi dan eksploitasi beberapa lapangan minyak di Indonesia. Vice President Corporate Communication HR and Finance Total E&P Indonesie Arividya Noviyanto mengatakan, harga minyak yang rendah saat ini sebenarnya diharapkan bisa menurunkan biaya jasa migas. Dengan begitu, dapat mengurangi beban kontraktor. Ternyata penurunan harga minyak dunia  tidak berpengaruh terhadap harga sewa rig. Meski harga minyak dunia turun hampir 50 persen sejak 2014,  harga sewa rig masih sangat mahal. Hal inilah yang menyebabkan Total memutuskan mengurangi penggunaan rig di Blok Mahakam. Akibat pengurangan pengoperasian rig tersebut, Novi mengatakan, Total tidak mengebor sumur sebanyak tahun lalu yang bisa mencapai 107 sumur. Dari jumlah itu, 70 sumur berada di Lapangan Tunu. Tahun ini, Total hanya akan mengebor 37 sumur eksplorasi. Akibatnya produksi berkurang dan kebutuhan dalam negeri kurang terpenuhi. Selain itu, banyak perusahaan-perusahaan yang melakukan efisiensi dengan memberhenrikan pegawai-pegawainya. Hal ini menyebabkan bertambahnya jumlah pengangguran dan berkurangnya lapangan kerja bagi pekerja di bidang perminyakan.

           Dampak positif dari turunnya harga minyak ini adalah Indonesia mampu menghemat belanjanya. Saat harga minyak tinggi tentu anggaran yang dibutuhkan untuk mengimpor minyak mentah jauh lebih tinggi dibandingkan saat harga minyak turun. Sehingga momen ini bisa dimanfaatkan Indonesia untuk mengalihkan anggaran belanja di sektor nasional lain yang membutuhkan anggaan lebih. Selain itu pemerintah juga bisa mengurangi subsidi BBM dan mengalokasikannya ke sektor lain. Akibatnya ekonomi pun tumbuh lebih baik saat harga minyak turun.

            Setelah mengetahui dampak positif dan negatif dari turunnya harga minyak, maka sekarang kita harus mengetahui segala sesuatu yang bisa dilakukan Indonesia untuk mengubah kesempitan menjadi kesempatan yang baik bagi bangsa dan negara. Beberapa solusi tersebut telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia namun ada solusi-solusi yang mungkin bisa diterapkan oleh Indonesia di masa yang akan datang.

            Solusi pertama adalah pembuatan dan pengembangan kilang minyak. Akhir-akhir ini pemerintah Indonesia gencar melelang kontruksi kilang-kilang di Indonesia. Skema pembuatan kilang tersebut bisa berupa kerjasama pemerintah dengan swasta (KPS) atau penugasan langsung ke Pertamina. Kilang Tuban dan kilang Bontang adalah dua kiang yang rencananya tahun ini akan dibangun. Presiden Joko Widodo telah menandatangani peraturan mengenai percepatan pembangunan kilang pada Desember tahun lalu. Sebagai turunan dari Peraturan Presiden (Perpres) tersebut, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan mengeluarkan Peraturan Menteri terkait teknis dan pelaksanaan pembangunan kilang. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM I.G.N. Wiratmaja Puja mengatakan pihaknya tengah memfinalisasi Peraturan Menteri (Permen) terkait hal ini. Dalam Permen tersebut juga akan diatur mengenai pembangunan kilang mini di Indonesia. Berdasarkan roadmap, Indonesia akan membangun beberapa kilang baru untuk meningkatkan ketahanan energi dalam 10 tahun ke depan. Selain membangun kilang baru berkapasitas 300 ribu barel per hari, pemerintah juga berencana membangun kilang mini. Kilang mini akan dibangun di beberapa titik yang lokasinya dekat dengan sumber minyak dan jauh dari lokasi kilang besar. Dana pembangunan kilang yang sangat besar bisa dialihkan untuk membangun tangki penyimpanan bahan bakar minyak (BBM) yang lebih banyak. Ini dibutuhkan untuk mengatasi kelangkaan dan menjaga manajemen pasokan BBM di daerah. Sehingga harga BBM bisa lebih stabil dan merata di seluruh Indonesia.

            Solusi kedua adalah ekspansi Pertamina ke luar negeri. Saat ini Pertamina sedang gencar melirik aset-aset migas di luar negeri. PT Pertamina (Persero) tengah mempersiapkan proses akuisisi perusahaan minyak dan gas bumi (migas) yang memiliki aset di Afrika. Selain itu PT Pertamina (Persero) telah menandatangani nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (Mou) dengan perusahaan minyak nasional asal Iran, National Iranian Oil Company (NIOC) di Teheran Agustus lalu. Nota kesepahaman ini dalam rangka kerjasama pengelolaan blok minyak dan gas bumi di Iran oleh Pertamina. PT Pertamina (Persero) dan National Iranian Oil Company (NIOC) segera akan melakukan studi atau penelitian pendahuluan (preliminary study) dua ladang minyak raksasa di Iran, yakni Ab-Teymor dan Mandiri (Bangestan-Asmari).

            Solusi ketiga adalah nasionalisasi aset migas. Hal ini sangat tepat biala dilakukan sekarang. Banyak perusahaan-perusahaan minyak yang menghentikan kegiatannya di beberapa lapangan karena biaya produksi yang tidak sebanding dengan biaya penjualan minyak. Pemerintah Indonesia diharapkan mampu mengakuisisi  lapangan tersebut sembari transfer teknologi dari kontraktor sebelumnya sehingga diharapkan saat harga minyak sudah tinggi kembali, Indonesia sudah siap mengelola lapangan tersebut dan bisa mendapatkan keuntungan yang besar.   
  
Solusi keempat adalah perbaikan regulasi. Isu tentang regulasi akhir-akhir ini adalah tentang RUU Migas. Dalam membahas RUU Migas, kita berharap pemerintah tetap berpegang teguh atas mineral right, hak kelola untuk mengeksploitasi suatu wilayah. Pemerintah dituntut tetap di puncak dalam pengelolaan migas negara.

Solusi kelima adalah pemberian insentif untuk eksplorasi. Sebagai contoh adalah insentif yang rencananya akan diberikan kepada Inpex dalam mengelola blok Masela. Pemerintah melalui Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) tengah membahas permintaan insentif pengembangan Blok Masela yang diajukan oleh Inpex Corporation. Salah satunya terkait permintaan porsi bagi hasil yang lebih besar daripada porsi untuk negara. Ini diajukan oleh Inpex agar proyek Blok Masela yang menggunakan skema darat tetap menguntungkan. Namun, menurut sumber Katadata, kemungkinan permintaan insentif itu sulit dikabulkan pemerintah karena bakal menciutkan pendapatan negara. Apalagi, jika melihat semua insentif yang diajukan tersebut maka skema darat sebenarnya menjadi tidak menguntungkan.

Solusi keenam adalah mengembangkan keilmuan lainnya. Kita dituntut untuk terus mencari ilmu alternatif di samping ilmu Teknik Perminyakan secara umum seperti kemampuan bahasa, presentasi dll. Ini diperlukan agar ketika industri migas kembali bergairah, kita sudah mempersiapkan segala sesuatunya. Selain itu tidak menutup kemungkinan kita juga mengembangkan Energi Baru Terbarukan (EBT) yang jumlahnya cukup besar di Indonesia sehingga pada masa yang akan datang kita tidak perlu ergantung lagi pada bahan bakar fosil.

Solusi ketujuh adalah pembangunan Strategic Petroleum Reserve (SPR). Pembangunan Strategic Petroleum Reserve (SPR) atau cadangan strategis minyak dan gas bumi ini untuk menjamin ketersediaan pasokan energi di Indonesia. SPR ini juga telah banyak diterapkan hampir di sebagian besar negara dalam rangka mendukung ketahanan energi di luar negeri seperti Myanmar,  Jepang,  Amerika dan Vietnam. Berikut adalah gambar SPR milik U.S oleh Reuters :


Semoga dengan adanya solusi-solusi di atas bisa menjadikan Indonesia berdaulat energi.


Untuk Indonesia Mandiri Energi !!!
Salam Energi !!! 






SUMBER       :

http://katadata.co.id/infografik/2016/01/05/2016-harga-minyak-makin-jatuh

http://www.voaindonesia.com/a/asia-diuntungkan-dengan-anjloknya-minyak/2536484.html

http://katadata.co.id/berita/2016/04/26/total-waspadai-penurunan-produksi-blok-mahakam

http://katadata.co.id/berita/2015/12/28/pemerintah-akan-bangun-enam-kilang-minyak-mini

http://katadata.co.id/berita/2016/01/22/tiga-bulan-lagi-kilang-tuban-siap-dibangun

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2016/08/08/153707226/pertamina.dan.nioc.mulai.studi.pendahuluan.ladang.minyak.di.iran

http://katadata.co.id/berita/2016/07/14/insentif-proyek-masela-inpex-minta-porsi-bagi-hasil-50-60-persen

http://esdm.go.id/berita/migas/40-migas/8229-menteri-esdm-spr-untuk-mendukung-ketahanan-energi.html 

http://www.ibtimes.com/fighting-words/lets-shut-down-strategic-petroleum-reserve-1369917

             

            

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More